
MAN 1 Barito Kuala Menjadi Tujuan Pengabdian Masyarakat Program Studi HTN
Pada Rabu, 25 September 2024, Program Studi Hukum Tatanegara (HTN) kembali menggelar pengabdian masyarakat dengan mengusung tema “Mengawasi Pemilu dengan Jujur dan Adil: Kita Berpartisipasi!” Bertempat di Aula MAN 1 Barito Kuala, acara ini ditujukan kepada seluruh siswa dan siswi kelas XII, yang diharapkan mampu menjadi generasi muda yang peka terhadap pentingnya kejujuran dan keadilan dalam proses pemilu di Indonesia.
Dipandu oleh tim mahasiswa yang terdiri dari Bawaihi, Ibnu Al Rasyid, Desy Noor Hidayah, dan Najwa Salya Rahmadina, acara ini berlangsung dengan bimbingan langsung dari Dosen Hukum Tatanegara, Bahran, S.H., M.H. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran politik di kalangan siswa, terutama menjelang Pemilu 2024, yang akan melibatkan banyak pemilih pemula dari kalangan pelajar.
Sesi dimulai dengan pembukaan oleh pihak sekolah, yang diwakili oleh kepala sekolah MAN 1 Barito Kuala. Dalam sambutannya, kepala sekolah menyampaikan apresiasi mendalam terhadap Program Studi HTN yang telah memilih MAN 1 Barito Kuala sebagai tempat penyuluhan dan edukasi terkait pemilu yang jujur dan adil. Ia juga menggarisbawahi bahwa pendidikan politik yang baik sejak dini sangat penting dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa.
Bawaihi, sebagai pembicara pertama, membuka materi dengan memperkenalkan konsep dasar pemilu dan pentingnya kejujuran dalam proses tersebut. Menurutnya, pemilu yang jujur adalah fondasi utama dari demokrasi yang sehat. Ia mengajak para siswa untuk memahami bahwa setiap suara yang diberikan harus dijaga integritasnya.
Ibnu Al Rasyid melanjutkan diskusi dengan menekankan aspek keadilan dalam pemilu. Ia memaparkan beberapa contoh ketidakadilan yang sering terjadi dalam proses pemilu, seperti politik uang dan manipulasi suara. Dengan gaya bicara yang penuh semangat, Ibnu mengajak siswa-siswi MAN 1 Barito Kuala untuk berperan aktif dalam mengawasi pemilu di lingkungan mereka.
Desy Noor Hidayah kemudian menyampaikan pentingnya partisipasi aktif masyarakat, terutama generasi muda, dalam mengawasi jalannya pemilu. Ia menjelaskan bahwa pemantauan pemilu bukan hanya tugas lembaga tertentu, melainkan tanggung jawab semua warga negara. Desy juga memberikan tips sederhana bagaimana para siswa bisa ikut berperan aktif, seperti melaporkan kecurangan yang dilihat ke lembaga berwenang.
Najwa Salya Rahmadina memperdalam materi dengan memfokuskan pada peran pemilih pemula dalam pemilu. “Sebagai pemilih pemula, kalian adalah penggerak perubahan,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya edukasi politik bagi para pemuda agar dapat memilih secara bijak dan tidak mudah terpengaruh oleh kampanye negatif atau hoaks yang marak terjadi selama masa pemilu.
Acara ini kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif antara tim mahasiswa dan siswa-siswi kelas XII. Antusiasme para siswa terlihat ketika banyak dari mereka mengajukan pertanyaan seputar mekanisme pengawasan pemilu dan bagaimana memastikan bahwa suara mereka tidak disalahgunakan.
Salah satu siswa bertanya, “Bagaimana kita bisa memastikan bahwa suara yang kita berikan benar-benar dihitung dengan jujur dan tidak dimanipulasi?” Pertanyaan ini dijawab oleh Ibnu Al Rasyid yang menjelaskan peran Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) serta pentingnya partisipasi masyarakat dalam pelaporan kecurangan. Ia juga menambahkan bahwa masyarakat, termasuk pemilih muda, harus proaktif mengawasi jalannya proses pemilu.
Selain diskusi, acara ini juga dilengkapi dengan simulasi pemilu yang dipandu oleh tim mahasiswa. Dalam simulasi ini, para siswa diajak untuk merasakan langsung bagaimana proses pemungutan suara berlangsung, serta bagaimana mengidentifikasi potensi kecurangan yang mungkin terjadi di tempat pemungutan suara (TPS).
Acara diakhiri dengan kesimpulan dari Bahran, S.H., M.H., yang memberikan penekanan pada pentingnya pemahaman hukum dalam proses pemilu. “Tanpa kejujuran dan keadilan, pemilu hanya menjadi formalitas yang kehilangan makna. Oleh karena itu, pemahaman hukum yang kuat harus menjadi bekal bagi setiap pemilih,” ujarnya. Bahran juga berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi awal dari kesadaran politik yang lebih baik di kalangan siswa MAN 1 Barito Kuala.
Sebagai penutup, pihak Program Studi HTN memberikan sertifikat apresiasi kepada pihak sekolah dan berharap kolaborasi serupa dapat terus terjalin di masa depan. Siswa-siswi MAN 1 Barito Kuala juga menyampaikan rasa terima kasih mereka atas kesempatan belajar yang bermanfaat ini.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, Program Studi Hukum Tatanegara kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan edukasi politik kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Partisipasi aktif dalam pemilu yang jujur dan adil diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi masa depan demokrasi Indonesia.