
Aktivis HES Unjuk Gigi di APCoMS 2025: Angkat Isu Bank Sampah dalam Perspektif Maqashid Syariah
Mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin kembali menunjukkan kapasitas akademik dan kepemimpinan mereka di tingkat internasional. Dua aktivis sekaligus pengurus inti organisasi kemahasiswaan, Fahriza Yusufa (Ketua Umum HMJ HES) dan Muhammad Ridho Aghitsa (Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Syariah), tampil sebagai presenter pada THE 7TH ANNUAL POSTGRADUATE CONFERENCE ON MUSLIM SOCIETY (APCoMS) yang diselenggarakan Pascasarjana UIN Antasari pada Kamis–Jumat, 6–7 November 2025.
Konferensi internasional yang berlangsung selama dua hari ini menghadirkan narasumber dari UniSZA Terengganu Malaysia, Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, hingga Bajdah Education Saudi Arabia pada hari pertama, dan dilanjutkan dengan parallel sessions pada hari kedua untuk para presenter. Pada sesi paralel yang berlangsung di Room 2 Gedung Perkuliahan Pascasarjana, Fahriza dan Aghits mempresentasikan paper berjudul “Peran Bank Sampah sebagai Instrumen Sosio-Ekologis dalam Menghadapi Krisis Lingkungan: Tinjauan Perspektif Maqashid Syariah.” Keduanya juga berkolaborasi dengan dosen lintas kampus, Ayu Puspita Sari, S.E., M.H. dari IAI Darussalam Martapura.
Dalam paparan mereka, keduanya menegaskan bahwa bank sampah bukan hanya solusi teknis pengelolaan limbah, tetapi juga instrumen sosial-ekonomi yang sejalan dengan prinsip Maqashid Syariah, khususnya hifz al-bi’ah (perlindungan lingkungan). Bank sampah dinilai mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam pemilahan dan daur ulang, meningkatkan kesadaran lingkungan, serta membuka peluang ekonomi kreatif melalui pengolahan sampah bernilai jual. Integrasi nilai-nilai syariah dalam kebijakan lingkungan, menurut mereka, penting agar gerakan pengelolaan sampah tidak sekadar pragmatis, tetapi juga bernilai spiritual dan berkelanjutan.
Partisipasi dua aktivis ini menjadi bukti bahwa kader organisasi di Fakultas Syariah tidak hanya fasih berargumen di forum internal kampus, tetapi juga mampu melahirkan riset aplikatif yang relevan dengan isu global dan layak dipresentasikan di forum ilmiah internasional.





