Hikmah Kelahiran Almasih Isa Ibnu Maryam (Berwawasan Jender)

Edisi Jum’at, 01 Desember 2023

HIKMAH KELAHIRAN ALMASIH ISA IBNU MARYAM (BERWAWASAN JENDER)

Drs. H. Ruslan, M.Ag.

(Dosen Tetap Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin)

Pendahuluan

Ada beberapa alasan mengapa hikmah kelahiran Almasih Isa Ibnu Maryam perlu dikemukakan dalam tulisan ini.

Pertama, lebih dari 50 ayat Alquran  berbicara tentang kelahiran Almasih Isa Ibnu Maryam yang tersebar dalam beberapa surat Alquran, di antaranya surat Maryam: 16-40 dan surat Ali ‘Imram ayat  33-63. Tidak ada satu Nabi atau Rasul pun dari 25 Nabi (Rasul) yang paling banyak kisah kelahirannya di dalam Alquran melainkan kisah Almasih Isa Ibnu Maryam.

Kedua, Nabi Isa as. adalah termasuk nabi-nabi (Rasul) yang wajib diimani oleh umat Islam. Tentu saja iman tidak hanya sekedar percaya; tetapi juga diharapkan membawa ketenangan atau kebaikan dari pesan-pesan spritualnya atau dalam konteks ini paling tidak ada hikmah dibalik wacana yang dituturkan Alquran. Bukankah inna ashdaq al-haditsi kitabullah (sebenar-benar petunjuk itu kitabullah).

Ketiga, kandungan surat Ali ‘Imran dan surat Maryam yang menceritakan tentang kelahiran Isa Al-Masih ini –menurut penulis- sarat dengan kepekaan gender. Sebuah kisah Alquran yang mendudukkan arti penting wanita di tengah masyarakat yang memiliki ideologi materialistik-patrikhal dan membawanya kepada sistem relasi yang setara serta ketinggian moral.

Keempat, surat-surat yang lain, yaitu 22 (1), 56 (4), 5 (17, 72-116), 3 (51), 4 (159), 5 (46), 3 (49), 5 (75) dan masih ada sekitar 15 ayat yang perlu disimak makna teologis, psikologis, dan sosiologisnya.

Hikmah Kelahiran Almasih Isa Ibnu Maryam

Berdasarkan deskripsi kesejarahan Alquran (ada dalam tulisan lengkap edisi Desember 1998, Jurnal Pensyil), ada beberapa pelajaran (hikmah) yang dapat diambil dari peristiwa kelahiran Almasih Isa Ibnu Maryam.

Pertama: Proses kelahiran Isa Almasih tanpa bapak natural merupakan satu bukti bahwa Allah Maha Kuasa  atas tiap-tiap sesuatu. Kekuasaan Allah tidak terbatas pada hukum sebab akibat yang dibuat-Nya. Kelahiran Isa Almasih tanpa bapak bukan hal yang istemewa di mata Allah karena Adam juga tanpa bapak dan bahkan tanpa ibu. Kelahiran Isa tanpa bapak hanyalah untuk menghapus asumsi pandangan hidup orang Yahudi yang cenderung materialistik dan terikat dengan hukum sebab akibat, dengan melupakan Allah sebagai prima kausa. Kita harus percaya di atas kemampuan nalar akal budi ada kekuasaan Tuhan. Dia wujud Yang Mutlak, sementara yang lain relatif. Dia Maha Mengetahui, sedangkan yang lain hanya mengetahui; Dia Maha Kuasa, sedang yang lain hanyalah sekedar berkuasa; Dia adalah wujud utama  yang paling sempurna dan patut dipuja serta terpuji oleh makhluk.

Kedua: Seperti yang dicontohkan Maryam, seorang umat beragama yang beriman akan kebesaran dan kemahakuasaan Allah, maka harus menerima perintah-perintah Allah dengan tulus ikhlas. Untuk bisa menerima perintah-perintah Allah dengan tulus ikhlas, Maryam sebelumnya menjalani proses pendidikan yang baik dan perwalian dari Zakariyya yang membuatnya suka beribadah di mihrab. Pendidikanlah yang dapat merubah cara pandang seseorang dan selanjutnya terjadi perubahan sikap atau prilaku; termasuk kesadaran beragama. Pendidikan tidak hanya dapat merubah individu; tetapi juga melakukan rekayasa sosial kearah yang positif (taghyir).

Ketiga: Kesulitan yang dialami Maryam ketika mengandung dan melahirkan Isa merupakan bukti kemahakasihsayangan Tuhan kepada hambaNya (Maryam: 5-6). Seorang  beriman seharusnya  tidak perlu pesemis, apalagi berputus asa ketika dihadapkan dengan sejumlah cobaan karena Allah sendiri mengatakan bahwa variasi kehidupan di dunia ini  sengaja untuk membuktikan siapa di antara kamu yang terbaik amal ibadahnya. Di mata seorang muslim yang baik, ia melihat hidup ini seperti garis linear yang terus menanjak (shirathal mustaqim). Pandangan bahwa hidup ini seperti roda pedati adalah satu pandangan yang keliru karena Alquran selalu memotivasi untuk beramal saleh dan mencapai kehidupan yang baik; baik di dunia dan di akhirat. Puncak karir seorang muslim adalah dia menutup ajalnya  dengan husnul khatimah.

Keempat: Optimisme dan kasih sayang seseorang berpengaruh besar terhadap seorang perempuan yang hamil atau akan melahirkan anaknya. Bukankah perempuan yang sedang hamil digambarkan Alquran keadaannya sangat payah (wahnan ‘ala wahnin)? Oleh karena itu disarankan kepada para suami meningkatkan perhatian dan kasih sayang kepada isterinya yang sedang hamil atau akan melahirkan. Di sini ayat juga mengisyaratkan kepada para dokter atau bidan seharusnya memberikan semangat untuk kemudahan melahirkan sang bayi seperti yang dilakukan Jibril kepada Maryam. Bukankah angka kematian saat melahirkan di Indonesia masih tinggi?

Kelima: Seorang perempuan hamil yang sudah ada tanda-tanda akan melahirkan anaknya sebaiknya mengambil posisi atau tempat yang bisa berkonsentrasi dan terjauh dari keributan-keributan lainnya yang mengganggunya; baik secara fisik atau psikis (kejiwaan). Seperti yang dilakukan Maryam dengan dasar wahyu, dia bersandar di bawah pangkal pohon kurma dan hendaknya tetap makan dan minum, serta bergembira  untuk mempercepat proses penyembuhan akibat dari melahirkan. Setelah melahirkan juga hendaknya tetap makan dan minum yang sehat (menkonsumsi sayuran yang dapat melancarkan ASI). Terlalu banyak berpantang bisa menyebabkan gizi buruk (stunting), makan dan minulah sepanjang menurut dokter dan pengalaman tidak membahayakan bagi kesehatan sang ibu.

Keenam: Sikap Maryam yang tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya  ketika dicocorkan dengan sejumlah isu yang bertubi-tubi  saat kembali dari pengasingannya, juga menyiratkan suatu retorika komunikasi. Artinya sejauh jawaban untuk kasus yang ruwet  tidak akan mampu menyelesaikan masalah; maka diam adalah alternatif  yang terbaik; biarkan fakta berbicara sendiri.

Ketujuh: Orang besar (sariyya) seperti Nabi Isa lahir dari seorang ibu yang shalihah yang selalu bermihrab di tempat ibadah; yakni Maryam dan keshalihan Maryam menurut Alquran karena dua hal: pertama karena keturunan orang baik-baik (bukan keturunan penzina) dan kedua karena proses pendidikan yang baik dan perwalian yang tepat oleh Zakariyya.

Penutup       

Semoga hikmah kelahiran Isa Almasih menurut Alquran ini dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah dan kepekaan cinta kasih sesama manusia, khususnya hubungan tali kasih antara suami isteri. Juga dihimbau kepada para dokter dan perawat hendaknya selalu memberi perhatian atau dorongan psikologis kepada ibu hamil atau yang akan melahirkan sehingga tingkat kematian bisa dikurangi.

Daftar  Pustaka

• Alquran al-karim
• Amri, Ruslan, Sekilas Hikmah Natal Versi Al-Qur’an, dalam Pensyil: Pendidikan Syiar Injil, Yayasan Misi Pekabaran Injil (Lintas Teologi), Jakarta: Edisi Desember Nomor 37, 1998
• Fikri, Ali, Ahsanul Qashash, I, II, III, IV,  Beirut: Dar al-Fikr, 1956
• Lembaga Alkitab Indonesia, Kitab Suci Perjanjian Baru, dengan Pengantar dan Catatan Singkat,  Arnoldus Ende, 1996/1997
• Tim Penerjemah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, al-Haramain al-Madinah al-Munawwarah, 1412 H