
Mahasiswa dan Dosen Prodi HES Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin Angkat Isu Green Sukuk dalam Konferensi Internasional APCoMS 2025
Pascasarjana UIN Antasari Banjarmasin sukses menyelenggarakan The 7th Annual Postgraduate Conference on Muslim Society (APCoMS) pada Kamis–Jumat, 6–7 November 2025. Konferensi internasional dua hari ini menghadirkan para pakar dari berbagai institusi ternama, seperti Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Terengganu – Malaysia, Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, serta Bajdah Education – Saudi Arabia.
Hari pertama konferensi diisi dengan plenary session yang membahas beragam isu kontemporer dalam masyarakat Muslim global. Sementara itu, hari kedua diisi dengan parallel sessions yang memberikan kesempatan bagi para akademisi dan peneliti untuk mempresentasikan hasil riset mereka.
Salah satu partisipan dari Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES), Habibah Lestari MS, bersama dosen Prodi HES Dr. Muhammad Syarif Hidayatullah S.E., M.H., turut berkontribusi dalam forum ilmiah tersebut dengan mempresentasikan paper berjudul “Green Economy Paradigm in Islamic Finance: Analysis of Green Sukuk as a Hifz Al-Bi’ah-Based Instrument”.
Dalam paparannya di Room 2 Gedung Pascasarjana, Habibah menjelaskan bahwa Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang menerbitkan Sovereign Green Sukuk pada tahun 2018 dengan nilai USD 1,25 miliar. Dana tersebut telah mendukung lebih dari 500 proyek ramah lingkungan hingga tahun 2022, termasuk pembangunan PLTS, reboisasi, dan pengelolaan limbah.
Sementara itu, Dr. Syarif, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Prodi HES, menekankan bahwa kehadiran green sukuk merupakan bentuk nyata integrasi harmonis antara dimensi ekonomi (al-iqtishad), ekologi (al-bi’ah), dan hukum (al-fiqh wa al-qanun). Melalui partisipasi ini, UIN Antasari kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kontribusi akademik di tingkat internasional, khususnya dalam isu ekonomi hijau berbasis nilai-nilai Islam.





