Edisi Jum’at, 24 November 2023

PERLUKAH MODERASI BERAGAMA DI PERGURUAN TINGGI?

Sulaiman Kurdi

(Dosen Tetap Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin)

Moderasi beragama yang dicanangkan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia sebagai cara pandang di masyarakat dalam beragama secara moderat, yaitu kemampuan untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak berlebihan (tidak ekstrimis). Ekstrimis, serta ujaran kebencian banyak meretakkan hubungan antar umat beragama. Ini merupakan suatu problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, pada dewasa ini. Sehingga, moderasi beragama ini dapat menjadi salah satu program yang dinilai penting untuk diarusutamakan di perguruan tinggi dan masyarakat umumnya.

Indikator moderasi beragama adalah kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya lokal. Adapun nilai-nilai dalam moderasi agama, yaitu penghormatan kepada tradisi, kemanusiaan, kemaslahatan umum, adil, berimbang, taat konstitusi, toleransi, anti kekerasan, dan komitmen kebangsaan.

Sebagaimana terlihat dalam kunjungan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Selatan dan unsur pemerintah provinsi Kalimantan Selatan yang mengadakan silaturahmi ke Bali, dengan tema pengembangan wawasan kerukunan umat beragama. Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama FKUB Kalimantan Selatan dan unsur pemerintah provinsi Kalimantan Selatan yang berjumlah 40 orang.

Dalam kunjungan tersebut, unsur pemerintah provinsi Kalimantan Selatan dan FKUB Kalimantan Selatan, di mana Drs. H. Ilham Masykuri Hamdi, M.Ag. selaku ketua yang juga merupakan dosen UIN Antasari Banjarmasin berkunjung di beberapa tempat, antara lain seperti pemerintahan provinsi Bali, Universitas Hindu Negeri I Gusti Sugria Denpasar, Pasraman Gurukula Kabupaten Bangli, parlemen asosiasi FKUB se-Indonesia di Puri Agung Becingah Klungkung Bali. Kunjungan tersebut sampai ke desa terbaik dan terbersih se-Indonesia yang berada di Desa Pangli Puran Bali. Kunjungan tersebut berlangsung dari 16 hingga 19 Desember 2023.

Hal yang menarik dari kunjungan di Bali ini adalah adanya perkembangan moderasi beragama di perguruan tinggi yang dilaksanakan dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan sistem tematik juga dalam kegiatan Pasraman (semacam pondok pesantren) yang diikuti oleh siswa dari siswa Sekolah Dasar (SD) sampai SMA dengan bermacam-macam agama dan menggunakan kurikulum merdeka dari Kementerian Agama. Di Bali agama dan adat menjadi satu kesatuan dalam sikap dan perilaku. Hal ini terlihat dari seseorang ketika mengendari roda dua lalu memarkir kendaraan tersebut di suatu halaman, walaupun tidak ada penjaga, tidak menjadikan ketakutan bagi mereka kalau-kalau motornya hilang. Karena di masyarakat Bali, dikenal dengan adanya hukum karma, sehingga mereka merasa aman. Itulah gambaran singkat tentang moderasi beragama di perguruan tinggi dan masyarakat umum di Bali.

Pemahaman moderasi beragama di kalangan mahasiswa masih belum merata di semua mahasiswa. Mereka cenderung kurang memahami betul terhadap konsep moderasi beragama tersebut. Walaupun demikian, persoalannya mulai memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penerapan di kehidupan sehari-hari atau di masyarakat luas.

Moderasi beragama dalam keragaman pada perguruan tinggi, umum diperlukan strategi-strategi tertentu dalam implementasinya di masyarakat. Upaya penting dalam menerapkan moderasi beragama saat ini bertujuan untuk menciptakan generasi yang moderat dan tidak mudah terpengaruh oleh ide-ide yang mengancam keberagamaan di Indonesia, serta menguatkan sikap toleransi antar umat beragama dan juga harus serta meningkatkan kemauan mandiri dari dalam diri mahasiswa untuk mengetahui lebih lanjut moderasi beragama tersebut, walaupun dari kegiatan perkuliahan di kelas belum intens atau belum ada mata kuliah khusus tentang moderasi beragama untuk mahasiswa. Konsep sikap moderasi beragama yang tercipta karena keragaman khazanah budaya, agama, suku dan bahasa di Indonesia ini sangatlah penting untuk ditanamkan dari diri kita dan orang lain di sekitar jangkauan kita sedini mungkin. Karena dilihat dari nilai-nilai dan tujuan dari terciptanya konsep moderasi beragama itu sendiri sangat penting rasanya untuk memupuk sikap toleransi kita, sikap saling menghormati semua manusia, serta menjadi masyarakat Indonesia yang baik dan menghargai dengan segala keberagaman di negara kita Indonesia.

Prinsipnya dalam moderasi beragama adalah meyakini, menghargai dan bekerjasama dalam membangun kerukunan antar umat beragama, kerukunan umat beragama, dan kerukunan antar umat dan pemerintah. Jadi, moderasi beragama perlu.

Wallahu a’lam