Guru Besar dari UIN Malang Hadir di Fakultas Syariah untuk Pendampingan Borang Akreditasi

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin pada hari ini melakukan pendampingan penyusunan data akreditasi BAN-PT ke sejumlah program studi di lingkungan fakultasnya. Kegiatan yang diadakan pada Senin, 03 Juni 2024 tersebut, mengambil tempat di aula gedung perkuliahan Fakultas Syariah lantai 3. Sebanyak empat program studi diundang dalam kegiatan pendampingan tersebut dengan dihadiri langsung oleh Dr. Hj. Amelia Rahmaniah, M.H. selaku Dekan Fakultas Syariah. Tidak ketinggalan ketua berikut sekretaris masing-masing program studi beserta para dosen yang ada di Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin.

Dekan Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin berkesempatan membuka acara tersebut, sekaligus memberikan sambutan serta pengarahan kepada semua yang berhadir. Dalam sambutannya, Dr. Hj. Amelia Rahmaniah, M.H. menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan sosialisasi dan agenda pendampingan, khususnya bagi program studi yang harus segera melakukan re-akreditasi. Beliau juga memberikan dukungan kepada segenap dosen yang terlibat dalam pengerjaan borang akreditasi program studi.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Malang. Beliau merupakan guru besar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, yaitu Prof. Dr. Sudirman Hasan, M.A., CAHRM. Narasumber yang saat ini juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam pemaparannya menyampaikan tentang kiat-kiat yang harus disiapkan dalam persiapan penyusunan borang akreditasi. Beliau juga menerangkan mengenai kekurangan-kekurangan yang sering terjadi dalam penulisan borang akreditasi dan hal-hal teknis lainnya. Narasumber menekankan beberapa hal terkait teknis dalam penulisan borang akreditasi. Hal teknis tersebut, antara lain adalah sebagai berikut.

1. Dalam penyusunan borang perlu ditonjolkan ciri khas dari program studi. Sebuah program studi harus memiliki sesuatu yang unik dan berbeda dengan program studi yang sama di universitas atau perguruan tinggi lain.
2. Program studi yang memiliki nilai akreditasi yang maksimal akan menjadi rujukan oleh masyarakat dalam menuntut ilmu sehingga akan banyak mahasiswa yang mendaftar di program studi tersebut.
3. DTPS merupakan seluruh dosen yang mengajar pada program studi tersebut sehingga DTPS tidak hanya merupakan dosen homebase tetapi bisa saja dosen dari program studi berbeda yang mengajar di program studi yang diakreditasi.
4. Kinerja dari dosen DTPS harus ditampilkan dalam penyusunan borang akreditasi.
5. Setiap penyusunan borang akreditasi senantiasa mengacu pada analisis SWOT.
6. Pada standar penelitian, perlu disesuaikan dengan standar penelitian yang telah ditetapkan, baik penelitian kompetisi maupun mandiri. (MHM/IH)